
January 11, 2025
Kebakaran hutan dahsyat yang melanda Los Angeles, California, sejak Selasa (7/1) telah berubah menjadi tragedi paling menghancurkan dalam sejarah modern wilayah ini. Ribuan rumah luluh lantak, korban jiwa terus bertambah, dan kerugian ekonomi melesat hingga menyentuh angka fantastis Rp2.430 triliun.
Kerugian Fantastis dan Rekor Baru Bencana
Data dari AccuWeather menunjukkan kebakaran ini menyebabkan kerugian senilai US$150 miliar (Rp2.430 triliun), menjadikannya kebakaran termahal dalam sejarah California. Angka tersebut meliputi kerugian asuransi dan non-asuransi, naik signifikan dari perkiraan awal sebesar US$57 miliar.
Korban Jiwa dan Krisis Kemanusiaan
Hingga Kamis (9/1), kantor koroner Los Angeles County mengonfirmasi 10 korban jiwa akibat kebakaran. Proses identifikasi masih berlangsung, sementara ribuan lainnya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. “Kami menghadapi tragedi kemanusiaan besar. Pengungsi terus bertambah,” ujar seorang pejabat setempat.
Pacific Palisades: Kawasan Elite Jadi Abu
Api telah melahap Pacific Palisades seluas 8.800 hektare, Altadena-Eaton seluas 5.500 hektare, dan beberapa area dari San Fernando Valley hingga Hollywood Boulevard. Pacific Palisades, rumah bagi para selebritas dan eksekutif elite, mengalami kerusakan terburuk.
Pemadaman Terkendala Cuaca Ekstrem
Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, Kristin Crowley, menyebut kebakaran ini sebagai “bencana alam paling menghancurkan dalam sejarah Los Angeles.” Cuaca kering, angin topan hingga 160 km/jam, dan bola api yang melompat antarrumah mempercepat penyebaran api hingga ke pusat-pusat pemukiman.
Ratusan Ribu Mengungsi, Listrik Padam Massal
Lebih dari 200.000 penduduk telah dievakuasi, sementara sekitar 300.000 rumah dilaporkan mengalami pemadaman listrik setelah perusahaan utilitas memutus aliran untuk mencegah risiko kebakaran baru.
Perubahan Iklim di Balik Tragedi
Para ilmuwan menilai kebakaran ini diperparah oleh dampak perubahan iklim. Kondisi lingkungan yang lebih kering dan suhu yang semakin panas menjadi pemicu kebakaran yang lebih intens, melampaui skala bencana alami yang pernah tercatat.
Upaya Tanggap Darurat Berlanjut
Tim pemadam kebakaran bekerja siang malam, dengan dukungan helikopter penyiram air dan petugas darat, namun kendala cuaca terus menghambat proses pemadaman. “Kami tidak akan berhenti sampai api terkendali,” tegas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Los Angeles County, Anthony Marrone.
Dengan situasi yang belum terkendali, warga Los Angeles menghadapi kenyataan pahit: kota mereka, simbol impian dan kemewahan, kini terbakar hingga ke akarnya. Tragedi ini menjadi peringatan bahwa alam yang tak terkendali bisa meluluhlantakkan segalanya.